Mengkombinasikan musik dengan alam adalah konsep yang sebenarnya sangat
menarik dan mulai dilirik oleh banyak band. Kita tentu ingat Sigur Ros
memberi persembahan kepada penggemar di negerinya dan diabadikan lewat
film dokumenter yang sangat influental berjudul Heima (2004), hingga
showcase beberapa band Bandung di hutan kota yang baru-baru ini digagas
oleh penggiat kreatif di kota tersebut. Semuanya mendapatkan sukses dari
segi artistik dan tingkat kepuasan audience, setidaknya itulah yang
dapat disimpulkan melalui hasil dokumentasi yang saya lihat. Sementara
itu, dari Semarang, Lipstik Lipsing juga berhasil mengamalkannya dengan
sempurna pada hari Minggu sore lalu (15/7) di Tinjomoyo, Semarang.
Disajikan dibawah Jembatan Tinjomoyo dan di pinggir sungai berlatar
belakang pepohonan serta capung-capung yang terbang, Lipstik Lipsing
mencoba untuk memfusi musik dengan alam. Penonton bebas memilih
tempatnya untuk duduk, entah itu diatas sebuah batu yang besar atau di
semak-semak liar yang sudah menguning. Ingin melihat perform dengan
latar belakang pepohonan, sungai atau jembatan yang disinari matahari
sore. Silahkan pilih. Tanpa stage mereka benar-benar menyatu dengan alam
dan penonton, tanpa batasan. Bahkan ketika band yang sudah menelurkan
mini album Room For Outside ini sedang soundcheck, penonton tak diliputi
kebosanan karena sajian citra yang sangat menarik dengan matahari yang
sinarnya sedang bersahabat.
Meskipun Lipstik Lipsing tidak membawa salah satu keyboardisnya yang
berhalangan hadir, tapi mereka dibantu oleh Adiyat Jati dari OK Karaoke
yang mengisi glockenspiel dan Panji di posisi biola. Bantuan dari dua
orang ini cukup membuat suara semakin berwarna. Sekitar pukul empat
sore, mereka memulai show ini. Entah kenapa gabungan antara view
pepohonan, sungai dan cover version dari The Radio Dept. berjudul
“1995” membawa suasana kembali ke masa lalu. Dilanjutkan dengan
“Puertorico” yang dibawakan dengan sedikit syahdu. “Where’d you go, take
me go to..”
Yang selalu saya sukai dari menonton perform band yang memiliki pianis
baru ini adalah improvisasi yang kadang berbeda. Beberapa teman
mengomentari perform Lipstik Lipsing yang katanya “begitu-begitu saja”,
tapi (setidaknya menurut saya pribadi) sebenarnya mereka
sangat istimewa. Bukan perform panggung yang membedakannya, tapi
komposisi lagu yang mereka bawakan. Terkadang bisa kau temukan “Early
Express” yang sedikit bersemangat, tapi di lain waktu kau dapat
menemukan “Early Express” lain yang mendadak sangat gloomy dan sendu.
Selain membawakan hampir seluruh lagu di mini album Room For Outside
(kecuali track instrumental If Only We Could Choose Our Own Happiness),
mereka juga membawakan cover version dari The Radio Dept. dan Death Cab
For Cutie serta beberapa track baru yang mungkin akan ada di album
terbaru mereka. Sebuah lagu baru bernuansa trip-hop yang sempat
dibawakan di perform mereka sebelumnya juga mereka mainkan dengan
sempurna.
Sekitar jam lima sore, api unggun mulai dihidupkan. Meskipun kurang
cocok, namun nampaknya mereka ingin membuat suasana menjadi lebih hangat
dan intim. Sementara itu di ufuk barat matahari mulai tenggelam dan
memunculkan warna emasnya. Lagu Young and Brittle menemani Sunset yang
sedikit tertelan oleh pemandangan jembatan. Sempurna.
Jam setengah enam showcase berakhir.
Empunya acara meminta kepada penonton dan seluruh elemen yang ikut
membantu untuk berfoto bersama. Dan acara berakhir dengan hangat.
Kombinasi musik, alam dan teman membuat sore itu menjadi sendu namun
sangat menyenangkan. Bisa dibilang ini merupakan salah satu gig terbaik
yang pernah kami sambangi. Kami pulang dengan senyum terkembang dan
membawa pengalaman yang tak terlupakan.
Akhir kata, Selamat dan Sukses kepada Lipstik Lipsing dan teman-teman.
17/07/2012 01.05 am
*tulisan ini juga dapat kalian baca di http://musicsemarang.com/lipstik-lipsing-intimate-showcase-musik-alam-dan-teman/1382
0 komentar:
Posting Komentar