Menata-mata Kick My Web!
Menata-mata. Diberdayakan oleh Blogger.

About me

Foto Saya
ollay
hallo, mari bangun, dan menata mata..
Lihat profil lengkapku

Blog

Senin, 23 September 2013

Tribute to Breaking Bad Series Finale.


Jadi begini, saya lagi ketagihan nonton serial yang namanya “Breaking Bad”. Oke silahkan anggap saya ketinggalan jaman. Apalagi Breaking Bad sekarang sudah sampai Final Series di Final Season. Dafuk, nampaknya saya terlalu lama berkubang di imajinasi liar menjadi pembunuh zombie. Atau mungkin saya belum bisa move on dari Tersanjung saga yang twistnya terlalu mind-fuck hingga sutradaranya sendiri tak mampu membuat endingnya.

Breaking Bad adalah sebuah TV Series sejak tahun 2008 (lima tahun? Dan saya baru ngikutin beberapa waktu lalu! Ampunilah hamba, Gusti Randa!) produksi AMC. Kombinasi klasik drama-thriller dengan kadar action yang sedikit namun terasa sangat pas. Menceritakan seorang ahli kimia jenius bernama Walter White (Bryan Cranston) yang hidup pas-pasan menjadi guru Kimia di sebuah SMA. Dengan karakter klasik seorang guru yaitu biasa saja, sangat mencintai keluarga namun “cupu”, dia mendapat surprise di ulang tahunnya yang ke-50: vonis kanker paru-paru. Di tengah kebingungan soal biaya kemo dan bagaimana cara memberitahu seluruh keluarganya, dia bertemu dengan Jesse Pinkman (Aaron Paul), mantan muridnya yang kini menjadi drug-dealer kacangan. Dengan mempertaruhkan semua sisa uangnya untuk memproduksi methamphetamine biru, akhirnya Walter menjadi pemasak blue-meth (yang akhirnya juga menjadi trademarknya) terbaik di Albuquerque.

Seperti saya bilang sebelumnya, Breaking Bad menjual formula klasik dari sebuah TV Series yaitu Drama. Bedanya, sang sutradara Vince Gilligan mampu meramu sebuah drama yang sangat thrilling tanpa harus membuat adegan aksi yang berlebihan. Bahkan Vince sering langsung melempar plot ke adegan paska aksi seperti masterpiece Tarantino, Reservoir Dogs. Tenang, tak ada obrolan rancu semacam waitress-tip disini.

Konflik yang dibangun pun cukup kompleks. Dari konflik personal si Walter sendiri, konflik keluarga, pertemanan, hingga perselisihan dengan mafia narkoba dan kompetitor lainnya. Satu lagi yang menjadi faktor penting dari suksesnya film serial: Karakter. Karakter-karakter yang dibuat oleh Vince Gillighan bisa dibilang hampir sempurna (mengingat kesempurnaan hanya milik Tuhan, dan siapalah saya ini..) meskipun jajaran nama yang dipakai tidak begitu familiar. Hanya Bryan Cranston yang sedikit nyantol diotak, itupun karena dia pernah main di Drive, salah satu list film terbaik yang pernah saya tonton. Sedikit trivia, dia juga pernah bermain di sebuah comedy series Malcolm in the Middle. Ya, komedi.

Sementara karakter lain yang menonjol disamping sang istri Skyler White (Anna Gunn) dan anaknya Walter White Jr. (RJ. Mitte) yang menderita Cerebral Palsy, ada si Hank Schrader (Dean Norris), agen DEA yang juga saudara ipar Walter; Saul Goodman (Bob Odenkirk), si pengacara brengsek yang iklannya mirip dengan iklan sosis So Nice; Skinny Pete (Charles Baker) dan Badger (Matt Jones), teman Jesse Pinkman yang tergila-gila dengan film fantasi semacam Star Trek; serta beberapa mafia narkoba yang karakternya juga luar biasa.

Sementara ini Breaking Bad menempati posisi teratas dari daftar TV Series terbaik yang pernah saya tonton. Ya saya memang menyukai film drama. Selain itu, announcement bahwa film ini benar-benar akan berakhir juga membuat saya memberi nilai lebih. Bukan, film ini berakhir bukan karena tidak laku. Jauh dari itu, film ini sangat laku, bahkan menyabet banyak penghargaan. Film ini berakhir mungkin karena sang sutradara memutuskan memang harus berakhir dan meninggalkan kesan terbaik untuk penontonnya.  Atau mungkin sang sutradara tidak ingin memperpanjang cerita hingga lama-lama menjadi sampah hanya demi uang yang mengalir terus seperti Coldplay.

Ibarat penggemar sepakbola yang menunggu final-saga sebuah transfer besar, saya benar-benar tak sabar menanti final episode dari film ini. Bedanya, bagaimanapun ending saga ini saya yakin akan puas dengan hasilnya. Jika endingnya biasa saja, mungkin angka 90/100 adalah rating yang saya yakin akan diterima oleh semua orang. Sementara jika Vince Gilligan mampu memberikan ending yang mempesona, 95/100 adalah angka yang sangat sempurna untuk sebuah TV Series, mengingat sempurna adalah Tuhan semata dan 99/100 hanya milik blue-meth dari Walter White.


photos: Google, Breaking Bad's twitter (@BreakingBad_AMC), http://luilouie.blogspot.com/

0 komentar:

Posting Komentar


Menata-mata © 2011